Rabu, 12 Juli 2017

Parameter Kebahagiaan


13/07/17 – Parameter Kebahagiaan.
If I could back turn the time, I will… hmmmm pasti pernah dipikiran kita terlintas kalimat ini. Andai aku dapat mengulang waktu, aku akan menjadi… atau aku akan membuat… dan lainnya. aku rasa wajar berdasar sifat dasar manusia yang tak pernah puas, yang sulit untuk bersyukur merasakan hal – hal tersebut, tak terkecuali aku. sejujurnya aku sering memikirkan kalimat itu, berandai – andai sejenak, seperti andai aku bisa mengulang waktu, aku ingin belajar lebih giat saat masih di bangku sekolah. andai aku bisa mengulang waktu, aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman – teman yang berharga. andai aku bisa mengulang waktu, aku tak ingin ditakdirkan  bertemu dengan orang – orang yang menyakitiku. namun, kini aku sadar, perihal perandai – andaian tersebut akankah hal – hal yang jauh lebih baik yang akan aku dapatkan jika aku bisa mengulang waktu dan memperbaiki semua? atau bahkan hasilnya akan sebaliknya? jawabannya belum tentu! setelah aku belajar akan banyak hal, menerima apa itu kekalahan, menjalani bagaimana itu rasa sakit, aku belajar apa yang dinamakan bersyukur. bersyukur akan hal yang sudah ditakdirkan Allah padaku sampai detik ini.

sebenarnya, kita semua memiliki cobaan yang tidak bisa kita selesaikan dengan seluruh tenaga sekalipun. karena itu, terimalah takdirmu, bertahanlah, jadikan ia teman – Rando Kim. pada kenyataanya kita semua bisa menghadapi setiap masalah yang hadir, takdir – takdir buruk yang telah ditentukan pada kita dengan baik. bukankah tak selamanya kita merasa sedih? bukankah tak selamanya kita merasa tersisih dan kurang? ada waktu dimana kita bisa merasa bahagia, merasa menjadi orang paling beruntung, saat itu pula tanpa sadar kita telah berhasil menghadapi salah satu takdir kita.


aku bukanlah orang yang kuat, bukan orang yang selalu bisa melewati setiap masalahku dengan mudah. namun, ada satu hal yang aku tekankan dalam hidupku “Aku pernah jatuh dan terpuruk, pernah merasa menjadi orang yang paling tak beruntung. namun hingga detik ini aku masih bisa merasakan kebahagiaan karena Allah masih begitu sayang padaku, maka aku tak boleh mengecewakan Dia yang telah memberiku kebahagiaan”. aku berusaha untuk tak pernah mengecewakan Dia yang telah memberikan apa – apa yang membuatku bahagia maupun sedih. aku belajar banyak dari takdir – takdir sedihku, memahami bahwa tak selamanya manusia selalu berada di ruang kebahagiaan. belajar bahwa sesuatu yang buruk menjadikan kita lebih kuat dari yang kita fikirkan. hidup terdiri dari part – part sedih dan senang, tak bisa dipisah. bukankah kita tak akan pernah tahu bagaimana rasanya kebahagiaan tanpa merasakan kesedihan terlebih dahulu? bagaimana kita bisa merasakan lebih bahagia, kurang bahagia, cukup bahagia kalau kita tak mempunyai parameter? yaa, kesedihan adalah parameter kebahagiaan. seberapa sedih yang kita alami, pasti akan datang rasa bahagia melebihi apa yang kita duga. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Triste Template by Ipietoon Cute Blog Design